EBOOK - Ilusi Demokrasi oles zaim saidi

   

    Buku ini membicarakan dua hal yang merupaka
dua sisi dari poin yang sama. Pertama, tentang kritik Islam atas sistem  kehidupan modern, yaitu kapitalisme dan mesin kekuasaan yang mendukungnya.
Negara fiskal dengan sistem
demokrasinya. Kedua, tentang upaya sebagian umat Islam di Cape
Town, Afrika Selatan, untuk merestorasi cara hidup Islami sebagai
jalan keluar atas pesoalan yang ditimbulkan oleh modernitas, dengan
menerapkan kembali syariah. Model yang mereka tempuh adalah
teladan ’amal Madinah, yakni perilaku penduduk Madinah, dari
tiga generasi pertama Islam.

Keterangan di atas sekaligus menjelaskan pemilihan judul
buku ini, yaitu Ilusi Demokrasi Sebuah Kritik Islam. Sub-judul
yang melengkapinya adalah Menyongsong Kembalinya Tata
Pemerintahan Islam Menurut ‘Amal Madinah: Pengalaman Kaum
Muslim Cape Town, Afrika Selatan. Buku ini ditulis berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan selama bermukim
di Cape Town, Propinsi Western Cape, Afrika Selatan, antara
Agustus 2005-Mei 2006. Penulisannnya sendiri, setelah dilengkapi
dengan berbagai informasi tambahan, penulis selesaikan pada akhir
Agustus 2006.
Selain dari studi kepustakaan, bahan-bahan penulisan diperoleh
melalui riset internet, dan wawancara dengan beberapa nara sumber
setempat. Refleksi juga dilakukan berdasarkan pengalaman langsung
penulis dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan ini beragam seperti
salat Jum’at, terawih di bulan Ramadhan, wirid dan pengajian, ziarah
kubur, kunjungan silaturahmi, kegiatan orang tua murid di sekolah,
serta peringatan hari-hari besar keislaman seperti Maulud Nabi
Muhamad, hari raya Idul Fitri serta Idul Adha.
Pintu masuk penerapan syariah oleh Muslimin Cape Town adalah
penegakkan kembali rukun zakat. Topik ini bukan saja sangat
penting tetapi juga menarik untuk diketahui karena dua alasan.

• Pertama, zakat merupakan ibadah wajib yang menjadi
bagian dari Rukun Islam, tetapi pengelolaan zakat saat
ini di belahan bumi mana pun praktis dilaksanakan
dengan cara modern yang tidak menuruti syariah. Implikasinya
adalah, tanpa zakat, tentu saja tidak ada Islam.

• Kedua, upaya restorasi ini justru dilakukan di Afrika
Selatan yang umat Islamnya merupakan minoritas.
Sebagaimana akan diperlihatkan di dalam
keseluruhan buku ini, kaum Muslim di Afrika Selatan,
meski minoritas, sangatlah dinamis. Mereka menempati
posisi yang semakin penting dalam proses
perubahan sosial di negara yang masih penuh luka
akibat politik Apartheid di masa lampau tersebut.

Khusus bagi umat Islam Indonesia ada alasan tambahan mengapa
kajian dalam buku ini penting, yaitu hubungan historis antara
umat Islam di Afrika Selatan, khususnya Cape Town, dan umat
Islam di Indonesia. Walaupun hubungan ini sangat dekat informasi
tentang mereka yang sampai di Indonesia sejauh ini sangatlah
sedikit. Hubungan ini sangat dekat karena pertalian darah langsung
antara umat Islam Indonesia dan mereka, setidaknya sebagian.
Berbeda dari tempat lain di Afrika, pada awalnya Islam datang ke
Afrika Selatan memang bukan dari tanah Arab tapi dari Ternate
dan Makassar - di samping kemudian dari India. Persaudaraan
sedarah ini sudah terlalu lama dilupakan dan karenanya perlu
kembali dirajut.
Di benua Afrika sendiri secara keseluruhan kaum Muslim merupakan
kelompok mayoritas meski tidak terlalu dominan. Pada akhir 2005
jumlah kaum Muslim di “Benua Hitam” ini diperkirakan mencapai
angka sekitar 60% dari penduduknya. Agama Islam sendiri telah
diperkenalkan di daratan Afrika sejak awal pertumbuhannya. Ini
terjadi ketika Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalam ()
mengirimkan delegasi kepada Raja Negus, di Ethiopia, pada 615
M, beberapa tahun sebelum hijrah ke Madinah (622 M). Dalam
beberapa tahun sepeninggal Nabi Muhammad  (632 M), di
bawah Khulafaurrasyidin (632-661 M), Islam secara nyata mulai
berkembang di Afrika.
Pengislaman tersebut diawali di Mesir, setelah melewati kawasan
Timur Tengah lainnya seperti Syria, Iraq dan Palestina. Puncak
perkembangan Islam di Afrika berlangsung selama beberapa dekade
kemudian, terutama di masa-masa kepemimpinan Bani Umayah
(661-750 M). Ketika itu Islam menyebar ke wilayah-wilayah
Tunisia, Aljazair, Maroko, lalu ke Spanyol di daratan Eropa.
Selanjutnya Islam terus menyebar ke wilayah lain di bagian barat
Afrika, ke Sudan, Ghana, Mauritania, Mali dan sebagainya. Dua
otoritas Islam lain yang pernah memimpin Afrika adalah Bani
Safawid dan Mamluk. Jauh di kemudian hari, dalam skala yang
lebih kecil, Islam juga memasuki wilayah Afrika Timur dan Selatan.
Kali ini melalui jalur perdagangan dan politik: lewat kedatangan
para tahanan politik dari Nusantara, serta para pedagang dari Arab
dan India.
Tetapi dalam waktu yang relatif cukup lama, sejak abad ke-17, dan
terutama selama abad ke-19 dan ke-20, agama Islam di wilayah
Afrika Barat dan Utara ini - dengan beberapa wilayah pentingnya,
antara lain, Mesir, Tunisia, Aljazair, Maroko, Sudan, Lybia dan Mali
- seolah berhenti berkembang. Bahkan Islam mengalami kemunduran
akibat kolonialisme Barat1. Mesir dijajah secara bergantian oleh
Perancis dan Inggris. Maroko, Aljazair dan Tunisia dikuasai oleh
Perancis. Lybia di bawah kekuasaan Italia. Somalia sebagian di
bawah kekuasaan Inggris, sebagian di tangan Italia. Sementara
itu, sebaliknya, di wilayah Afrika Timur dan Selatan, agama Kristen
tampak lebih berkembang dibandingkan dengan Islam, juga karena
pengaruh kolonialisme. Memasuki abad ke-21 Afrika kembali
menjadi salah satu pusat perkembangan Islam, terutama di bagian
selatan. Jumlah kaum Muslim terus tumbuh, bukan secara alamiah
karena kelahiran, melainkan karena banyaknya pemeluk baru. Ada
yang menyebutkan tingkat pertumbuhan kaum muslim di Afrika,
khususnya di Selatan Sahara, dalam beberapa tahun terakhir ini,
bahkan sampai angka 50-60%, hingga jumlahnya mencapai 160
juta orang (Latif, 2005).
Buku ini hanya terfokus kepada kaum Muslim Afrika Selatan.
Ciri utama yang ingin diperlihatkan tentang umat Islam di sini
adalah pengalaman sejarah mereka dalam proses ’modernisasi
dan kebangkitan Islam’. Modernisasi Islam di Afrika Selatan
telah mencapai puncaknya dengan telah diislamisasinya berbagai
institusi politik, sosial dan ekonomi modern, dengan label-label
’Islam’ di belakangnya. Namun, di tengah situasi seperti ini ada
sebagian kaum Muslim lain yang mengupayakan penerapan kembali
Islam sebagai tradisi ’amal. Islam dipraktikan dengan mengikuti
syariah, tanpa memperbaruinya, atau menuruti model mutakhir dan
mengadopsi institusi-institusi modern. Fokus penegakkan syariah di Cape Town ini adalah restorasi rukun zakat. Tetapi, restorasi rukun zakat ini juga membawa implikasi restorasi beberapa aspek syariah lainnya. Beberapa aspek syariah yang ikut terestorasi ini terutama adalah dalam tata pemerintahan,aspek keuangan dan muamalat, serta pengelolaan masjid.

selengkapnya tentang buku ini bisda di download disini

EBOOK - Syekh Imran N Hosein - Jerusalem dalam Al-Quran versi Indonesia pdf

Imran N Hosein - Jerusalem dalam Al-Quran (Bahasa Indonesia)




atau bisa download langsung  di sini  

Para Ulama Dan Cendekiawan Yang Dzolim

Hadist Tentang Meninggalkan Agama karena Dunia





     ya, fenomena seperti in sudah banyak sekali kita jumpai, para ulama, para politikus, para ahli retorika lainnya berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati umat islam. apalagi dengan ketegangan dunia politik di indonesia seperti sekarang ini. mereka menggunakan hadist dan Al-qur'an untuk memukul lawannya. seperti yang pernah di ingatkan oleh baginda Rosulullah SAW

        Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. hersabda; "Akan muncul di akhirzaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud di dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan yang jahat).

 Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan
kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi dikalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim 
( cendikiawan ) pun akan menjadibingung (dengan sebab fitnah itu)".(Riwayat Tirmizi)

Keterangan:
yang di amksud dalam golongan ini adalah golongan selalu membawa nama agama dalam kepentingan pribadinya profesi atau pekerjaaanya. sedangk dalam hati mereka mengingkari ucapannya. 


iklaskan semuanya, agar bisa patuh   disaat yang lain angkuh, agar bisa   teguh disaat yang lain runtuh, dan   tetap tegar di saat yang lain terkapar

   لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ باِللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ



biografi tamim addari sang pembawa pesan jassasah

Biografi Tamim Addari



      Tamim Addari tinggal di negeri syam, sekarang Palestina dan daerah tersebut dikuasai oleh Bani Al-Dar (persekutuan suku Bani Lakhm). dia adalah seorang pendeta nasrani yang kemudian mualaf setelah bertemu mahluk misterius (al-zasasah) dalam pelayarannya. Pertemuan pertama dengan rasulullah SAW pada tahun 628 M, ia memimpin sepuluh delegasi dari para anggota Bani al-Dar. Sebelumnya Muhammad memberikan sebagaian pendapatan tanah yang telah ditaklukan oleh pihak Muslim di pertempuran Khaybar kepada Bani al-Dar.

      Setelah ia memeluk Islam, ad-Dari menjadi penasihat rasulullah, khususnya pada ibadah-ibadah umum. Ad-Dari diberikan sebuah wilayah kekuasaan yang besar untuk menguasai Hebron, Bayt 'Anun dan daerah sekitarnya, meskipun saat itu Palestina masih di bawah kendali Bizantium. Pada tahun 655 M, Ad-Dari meninggalkan Madinah untuk untuk kembali ketanah syam (palestina), kemudian ia meninggal pada 661 Masehi. Menurut sejarah, ia dimakamkan di kota Bayt Jibrin (sekitar Hebron), yang sekarang telah dihancurkan oleh Israel pada tahun 1948. Salah satu saran dalam penasihat ibadah umum adalah, pengenalan penggunaan lampu minyak di masjid-masjid. Selain menjadi seorang penasihat, ia secara tradisional dianggap sebagai narator pertama cerita agama Islam.

"Debt Trap Diplomacy" perangkap hutang cina

Debt Trap Diplomacy ala Cina

      Melalui prakarsa “one belt, one road" senilai $ 1 triliun, Cina mendukung proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang yang strategis, dan seringkali dengan memberikan pinjaman besar kepada pemerintah mereka. Akibatnya, beberapa dari negara-negara ini menjadi terbebani dengan utang, membebankan mereka bahkan bis di bawah kendali cina.


      Tentu saja, memperpanjang pinjaman untuk proyek-proyek infrastruktur pada dasarnya tidak buruk. Tapi proyek-proyek yang didukung Cina sering dimaksudkan untuk tidak mendukung ekonomi lokal, tetapi untuk memfasilitasi akses Cina ke sumber daya alam atau untuk membuka pasar untuk barang-barang ekspor murah dan jelek. Dalam banyak kasus, Cina bahkan mengirimkan pekerja konstruksinya sendiri, meminimalkan jumlah pekerjaan lokal yang dibuat.
       Beberapa proyek yang telah selesai sekarang adalah. Sebagai contoh, Bandara Internasional Mattala Rajapaksa Sri Lanka, yang dibuka pada tahun 2013 di dekat Hambantota, telah dijuluki sebagai tempat yang paling kosong di dunia. Demikian pula, Pelabuhan Magampura Mahinda Rajapaksa Hambantota sebagian besar masih menganggur, seperti halnya pelabuhan Gwadar bernilai miliaran dolar di Pakistan. Namun, bagi Cina, proyek-proyek ini beroperasi persis seperti yang diperlukan: kapal selam serang Cina telah dua kali berlabuh di pelabuhan Sri Lanka, dan dua kapal perang Tiongkok baru-baru ini ditekan untuk melayani keamanan pelabuhan Gwadar.
       Artinya, lebih baik bagi China jika proyek tidak berjalan dengan baik. Lagi pula, semakin berat beban utang di negara-negara yang lebih kecil, semakin besar pengaruh Cina sendiri. Cina telah menggunakan pengaruhnya untuk mendorong Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand untuk memblokir sikap ASEAN yang bersatu melawan pengejaran agresif China atas klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan.
        Selain itu, beberapa negara, yang kewalahan dengan utang mereka ke China, dipaksa untuk menjual sahamnya di proyek-proyek yang dibiayai Cina atau menyerahkan manajemen mereka kepada perusahaan milik negara China. Di negara-negara yang secara finansial berisiko, Cina sekarang menuntut kepemilikan mayoritas di muka. Sebagai contoh, China meraih kesepakatan dengan Nepal bulan ini untuk membangun bendungan yang sebagian besar milik Cina di sana, dengan Perusahaan Tiga Gorges milik pemerintah China mengambil 75% saham.
        Seolah-olah itu tidak cukup, Cina mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa negara-negara tidak akan dapat melarikan diri dari utang mereka. Sebagai imbalan untuk penjadwalan ulang pembayaran, China mengharuskan negara mitranya untuk memberikan kontrak untuk proyek tambahan, sehingga membuat krisis utang mereka tidak berkesudahan. Oktober lalu, Cina membatalkan $ 90 juta utang Kamboja, hanya untuk mendapatkan kontrak baru yang besar.
        Beberapa negara berkembang menyesali keputusan mereka untuk menerima pinjaman Cina. Protes telah meletus karena pengangguran yang meluas, konon disebabkan oleh dumping barang China, yang membunuh manufaktur lokal, dan diperburuk oleh impor pekerja China untuk proyek-proyeknya sendiri.
      Pemerintahan baru di beberapa negara, dari Nigeria hingga Sri Lanka, telah memerintahkan penyelidikan terhadap dugaan suap Cina dari kepemimpinan sebelumnya. Bulan lalu, duta besar bertindak China untuk Pakistan, Zhao Lijian, terlibat dalam perselisihan di Twitter dengan wartawan Pakistan atas tuduhan korupsi terkait proyek dan penggunaan narapidana China sebagai buruh di Pakistan (bukan praktik baru bagi China). Zhao menggambarkan tuduhan itu sebagai "omong kosong."
        Dalam retrospeksi, desain Cina mungkin tampak jelas. Tetapi keputusan oleh banyak negara berkembang untuk menerima pinjaman Cina dapat di mengerti. Diabaikan oleh investor institusional, mereka memiliki kebutuhan infrastruktur yang belum terpenuhi. Dan ketika China muncul, menjanjikan investasi yang baik dengan kredit yang lebih mudah. Menjadi jelas kemudian bahwa tujuan nyata Tiongkok adalah penetrasi komersial dan pengaruh strategis; pada saat ini sudah terlambat bagi negara-negara yg terjebak dalam lingkaran ghost town 1.

sumber: www.project-syndicate.org

Download Ebook selamatkan teluk Jakarta versi Pdf

 


     Ebook ini Karya Koalisi Pakar Interdisiplin, yang berasal dari institusi dan kepakaran yang berbeda, mereka menyusun makalah kebijakan sebagai masukan untuk menyelamatkan Jakarta dan
teluknya.



KOALISI PAKAR INTERDISIPLIN
Prof. Dr. Henny Warsilah
Prof. Dr. Jan Sopaheluwakan
Prof. Dr. Wahyoe Hantoro Dr. Alan Koropitan
Marco Kusumawijaya
Dr. Rameyo T. Adi
Reiza Patters
Bosman Batubara Tigor Hutapea
Marthin Hadiwinata
Arieska Kurniawaty
Elisa Sutanudjaja
JJ Rizal





Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar masyarakat lebih paham akan bahaya yang sedang mengancam jakarta dengan adanya reklamasi, serta dampak kerusakan ekologi. upaya kerja sama dari banyak pihak.
Diterbitkan oleh Rujak Center for Urban Studies
Jl.Cikini Raya 3B
Jakarta 10330
www.rujak.org
info@rujak.org
Keterangan foto sampul
Screenshot film dokumenter “Rayuan Pulau Palsu”,
Watchdoc, 2016
Edisi Kedua: November 2017
Editor. Elisa Sutanudjaja
Selamatkan Teluk Jakarta
Jakarta, Rujak Center for Urban Studies, 2017
Silahkan di download untuk menambah pengetahuan : DOWNLOAD




Socotra bukan Pulau Dajjal

      sudah menjadi rahasia umum sebagian masyarakat kita beranggapan bahwa pulau Dajjal berada di pulau Socotra. Tamim Addari adalah orang nasrani, pada zaman rasulullah orang nasrani mereka banyak di temukan di daerah syam.
untuk mengetahui lebih lanjut baca juga artikel; biografi Tamim Addari




 dalam haidst Rasulullah SAW bersabda tentang kisah tamim addari, beliau berkata:



إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ



“Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian, namun aku kumpulkan kalian karena tamim Addari. Dahulu ia seorang nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk islam serta mengabariku sebuah kisah yang kisah itu sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.” Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Ditengah perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama satu bulan sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelam matahari merekapun duduk di perahu-perahu kecil. Mereka pun memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku hingga mereka tidak tahu mana kubul mana dubur karena demikian lebat bulunya.”

“Ternyata didalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat, dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi.”
Kami katakana kepadanya: “Celaka, kamu ini apa?”

Ia menjawab: “Kalian telah mampu mengetahui tentang aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini
Rombongan Tamim menjawab: “Kami ini orang-orang Arab kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan sampai hingga terdampar di pulau ini. Kamipun naik perahu-perahu kecil memasuki pula ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya tidak diketahui mana kubul dan mana dubur karena lebat rambutnya.
Kamipun mengatakan: “Celaka kamu, kamu ini apa?”
Ia menjawab: Aku adalah jasasah.
Kamipun bertanya: Apa itu Jassasah,
Ia malah berkata: Wahai kaum pergilah kalian kepada laki-laki yang ada dalam rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.”
Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan
Lalu orang itu mengatakan: “Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan
Kami mengatakan: Tentang apa engkau meminta beritanya ?”

Dia berkata: “Aku bertanya kepada kalian tentang pohon korma apakah masih berbuah.”
Kami menjawab: iya
Ia mengatakan: “Sesungguhnya hampir hampir dia tidak akan mengeluarkann buahnya.”
“Kabarkan pula kepadaku tentang danau Thobariyah ?” tanya orang ini.
Kami menjawab: “Tentang apa engkau meminta beritanya?”
“Apakah masih ada airnya, jawabnya.
Mereka menjawab: Danau itu banyak airnya
Dia mengatakan: Sesungguhnya hampir-hampir air akan hilang.
Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughor
Mereka mengatakan: Tentang apa kamu minta berita?
Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan airnya? Jawab Dajjal
Kami menjawab: “Iya, mata air itu deras airnya dan penduduk bertani dengannya.”
Ia berkata: “Kabarkan kepadaku tentang nabi ummiyyin apa yang dia lakuakan ?”
Mereka menjawab: “Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib.”
Ia mengatakan: “Apakah orang-orang arab memeranginya?”
Kami menjawab: “Ya.”
Ia mengatakan lagi: “Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab.”
Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang arab dan mereka taat kepadanya
Ia mengatakan: “Itu sudah terjadi?”
Kami katakan: “Ya.”
Ia mengatakan: “Sesungguhnya baik mereka untuk taat kepadanya.”
Sekarang aku akan beritakan kepada kalian tentang aku: “Sesungguhnya aku adalah Al-Masih dan hampir-hampir aku diberi izin untuk keluar, hingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeripun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Mekah dan Thaybah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku darinya dan sesungguhnya pada tiap celah ada para malaikat yang menjaganya.
Fatimah mengatakan: Maka Rasulullah saw bersabda dengan menusukkan tongkat di mimbar sambil mengatakan: “Inilah Thaiybah, Inilah Thaiybah, Inilah Thaiybah, yakni Kota Madinah.”
Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal itu ?

Orang-orang menjawab: Iya
Nabi berkata: Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, kisahnya sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal serta tentang mekah dan madinah.


        Dalam hadist tersebut tamim Addari menceritakan pengalamannya berlayar bersama suku bani lakhm kepada Rasulullah SAW. jelasnya, mustahil seorang yang berasal dari negeri syam dan berlayar sebulan mereka berlayar ke laut merah, mereka akan memilih berlayar ke laut mediterania. yang berada di semenanjung arab atau teluk persia. Dalam perjalanannya, mereka terhempas oleh badai, terdampar di sebuah pulau. dalam hadist tersebut saya meyakini sosok al-jazazah yang di maksud adalah sesuatu bisa menutupi identitas dirinya dan melakukan tipu muslihat.




       pertanyaannya: bagaimana korelasi kejadian lain yang diceritakan dalam Hadits ini, kejadian ini bisa di simpulkan hanya dalam ru’yah. contoh, siapa yang mengikat rantai pada leher dajjal? siapa yang mengikatkan rantai di kakinya? apakah dajjal dilahirkan dalam kondisi demikian? semua pertanyaan ini hanya bisa di simpulkan jika kita menggunakan metode ru'yah.

Dengan ru’yah Rasulullah melihat sifat-sifat Dajjal. Dalam hadits ini rasulullah memberikan petunjuk kepada kita, tentang asal mula dajjal dan dari mana mereka berasal.